Dunia kedokteran memiliki beragam teknik dan metode yang sangat spesifik, termasuk dalam hal jahitan bedah. Jahitan bedah merupakan salah satu prosedur penting dalam proses penyembuhan luka pasca operasi atau tindakan medis. Setiap jenis jahitan memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda.
Memahami jenis-jenis jahitan bedah sangatlah penting bagi tenaga medis untuk memastikan proses penyembuhan yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi.
Ada Berapa Jenis Jahitan Bedah? Ketahui Sekarang!
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai macam jahitan bedah yang umum dalam praktik kedokteran modern.
1. Jahitan Interrupta (Terputus-Putus)
Jahitan interrupta adalah teknik jahitan paling dasar dalam praktik bedah. Karakteristik utamanya adalah benang jahit masuk dan keluar secara terpisah pada setiap tusukan.
Metode ini mempermudah dokter bila terjadi infeksi luka, hanya perlu membuka jahitan di tempat yang terinfeksi. Namun, kekurangan jahitan ini adalah prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
2. Jahitan Kontinyu (Jahitan Menerus)
Berbeda dengan jahitan interrupta, jahitan kontinyu menggunakan satu benang yang berkelanjutan sepanjang luka. Teknik ini prosesnya lebih cepat daripada jahitan interrupta, tetapi memiliki risiko jika benang putus, seluruh jahitan bisa terlepas.
3. Jahitan Matras Vertikal
Teknik penjahitan luka selanjutnya ini sering dokter gunakan dalam prosedur bedah, terutama untuk menutup luka operasi. Terutama pada area dengan kulit atau lemak subkutan berlebih.
Teknik ini dimulai dengan memasukkan jarum pada sudut tegak lurus dengan jarak dari tepi luka sesuai kedalaman luka atau sekitar 1 cm untuk luka dalam, kemudian jarum menembus seluruh lapisan luka dan keluar di sisi seberang dengan jarak yang sama.
Setelah itu, arah jarum dibalik dan ditempatkan dekat tepi luka, melewati lapisan epidermis lalu diamankan dengan simpul di satu sisi.
Keunggulan teknik ini terletak pada kemampuannya mendekatkan tepi-tepi luka secara optimal yang menghasilkan proses penyembuhan yang lebih cepat.
4. Jahitan Matras Horizontal
Jenis jahitan ini memberikan hasil everted (tepi luka terangkat) dan sangat cocok untuk kulit tebal seperti telapak kaki.
Teknik ini dimulai dengan memasukkan jarum sekitar 4-8 mm dari tepi luka, kemudian menembus ke sisi berlawanan. Setelah itu, jarum dibalik menggunakan needle holder dan dimasukkan kembali pada sisi yang sama dengan ke arah bawah luka, melewati sisi belakang luka, dan akhirnya keluar di sisi awal dengan jarak yang sama dari tempat tusukan pertama.
Jahitan ini memberikan kekuatan ekstra karena pola tusukan yang menyerupai simpul dan efektif untuk menyatukan tepi luka.
5. Jahitan Subkutikular
Proses menjahit luka dengan tipe subkutikular dilakukan di bawah lapisan epidermis secara zig-zag sehingga menghasilkan bekas jahitan yang minimal. Teknik ini ideal untuk luka pada area yang membutuhkan hasil kosmetik yang baik, dengan benang yang bisa dibiarkan atau diangkat kemudian.
6. Jahitan Jelujur Terkunci
Jenis terakhir merupakan modifikasi dari jahitan berkelanjutan dimana jahitan dikunci dengan memasukkan jarum melewati benang setiap kali jahitan dibuat. Teknik ini mengurangi risiko terlepasnya seluruh jahitan jika benang putus dan cocok untuk luka yang membutuhkan kekuatan jahitan lebih besar.
Faktor Pemilihan Jahitan Bedah
Setelah mengetahui ada berapa sebenarnya jenis jahitan bedah, mari lanjut ke faktor pemilihannya. Menentukan jenis jahitan bedah memerlukan pertimbangan mendalam dari tenaga medis.
1. Lokasi Luka
Setiap area tubuh memiliki karakteristik jaringan dan tegangan yang berbeda. Misalnya, luka di daerah wajah membutuhkan teknik jahitan yang berbeda dengan luka di area perut atau ekstremitas. Lokasi luka mempengaruhi pilihan benang, teknik jahitan, dan metode penutupan yang paling sesuai untuk mencapai hasil optimal.
2. Kedalaman Luka
Kedalaman luka menentukan kompleksitas prosedur jahitan. Luka superfisial atau sayatan ringan mungkin cukup dengan jahitan intrakutan, sementara luka dalam yang melibatkan beberapa lapisan jaringan memerlukan pendekatan berlapis dengan jahitan subkutan atau kontinyu. Semakin dalam luka, semakin rumit teknik jahitannya.
3. Tingkat Tegangan Jaringan
Beberapa area tubuh memiliki tegangan jaringan yang tinggi, seperti sendi atau area yang sering bergerak. Pada kondisi ini, dokter harus memilih teknik jahitan yang dapat menahan tegangan dan mencegah pembukaan luka. Jahitan mattress atau teknik khusus lainnya ada untuk menjamin kekuatan jahitan pada area dengan stress mekanis tinggi.
4. Risiko Infeksi
Pertimbangan risiko infeksi sangat kritis dalam memilih jenis jahitan. Area dengan potensi kontaminasi tinggi atau pasien dengan sistem kekebalan lemah membutuhkan pendekatan jahitan yang meminimalkan risiko infeksi. Pemilihan benang khusus, teknik sterilisasi, dan metode penutupan luka yang tepat menjadi faktor penentu.
5. Kepentingan Estetika
Pada luka di area yang terlihat, seperti wajah atau area terbuka lainnya, faktor kosmetik menjadi pertimbangan penting. Teknik jahitan intrakutan atau mikrosirurgi menghasilkan bekas luka minimal dan estetis. Hingga cocok untuk pasien dengan kepedulian tinggi terhadap penampilan akhir luka.
Temukan Benang Jahit Berkualitas Tinggi di Sutcon Sutures!
Apakah Anda membutuhkan benang jahit bedah dengan kualitas terbaik? Sutcon Sutures menyediakan berbagai jenis benang jahit steril, terjamin mutunya, dan sesuai standar medis. Hubungi tim kami untuk konsultasi dan pemesanan sekarang juga!
Referensi:
https://www.scribd.com/document/337442992/Macam-macam-Jahitan-Luka
https://www.kavacare.id/beberapa-jenis-jahitan-luka/
https://www.scribd.com/presentation/478130809/Jenis-jenis-Jahitan-Luka